STUDY TOUR
SMK KENCANA DEPOK
STUDY TOUR “TERAKHIR”
Pertama kami keluarga besar Dewan Pengurus Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Darma Agung Medan menyampaikan turut berdukacita yang sedalam dalamnya atas kecelakan bus yang terjadi di Subang,Jawa Barat semoga keluarga yang ditinggal diberi kesabaran dan penghiburan. Kronologi kejadianadalah saat bus pariwisata dengan nomor polisi AD 7542 OG mengalami rem blong saat diturunan Ciarter dan kehilangan keseimbangan sehingga menabrak motor dan mini bus di depan hingga akhirnya terbalik. Akibat kejadian itu ada beberapa korban yang mengalami luka serius dan yang paling parah adalah sampai meninggal dunia, menurut Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombespol Jules Abraham ‘’ Sejauh ini korban meninggal ada sebanyak 11 orang dan beberapa ada yang mengalami luka serius dan sekarang sedang dalam perawatan di rumah sakit”
Baca Lainnya :
- MAYDAY 0
- Walikota Baru Dan Mimpi Untuk Medan0
- Setahun Covid-19: Seandainya Kembali Normal0
- Masalah Persatuan Kaum Muda Bagian II0
- Sukarno Dan 75 Tahun Pancasila0
STOP STUDY TOUR
Mungkin pernyataan diatas akan menimbulkan pro dan kontra, karena pada dasarnya study tour atau perpisahaan adalah hal yang sangat lumrah yang dilakukan oleh anak anak sekolahan pada tingkat akhir ajaran sekolah. Sekolah akan rutin mengadakan kegiatan ini untuk memberikan kenang kenangan untuk para siswa yang mungkin akan meninggalkan sekolah mereka dan melanjut kejenjang selanjutnya,atas dasar itu pihak sekolah selalu mengadakan kegiatan ini terus menerus hingga saat ini. Namun dibalik itu semua hal hal seperti ini sudah banyak terjadi dan selalu terulang memakan korban , suasana yang harus dikenang sebagai memori indah berakhir menjadi kenangan horror serta menakutkan yang akan dikenang selama hidup. Hati orangtua mana yang tidak hancur jika anak yang menjadi penyambung mimpinya berpamitan pergi dengan hati gembira harus pulang terbujur kaku tanpa nyawa. Apalagi demi menyenangkan hati anaknya dia harus membayar agar anaknya tidak ketinggalan dengan teman teman sekelasnya, kekhawatiran orangtua saat memberi izin juga dilepasnya agar bisa menyambut saat anak pulang dengan cerita menyenangkan untuk dibagi ke orangtuanya tersebut, namun hidup tidak selalju memberikan apa yang kau inginkan bukan? Jika tidak bisa memperbaiki standar dan prosedur keamanan perjalanan maka lebih baik study tour itu sendiri tidak perlu lagi diadakan. Alangkah lebih baik jika kegiatan perpisahan dilakukan disekolah dan dihadiri oleh orangtua masing masing siswa dengan dibuatkan suatu refleksi untuk orangtua dan anak sebagai kesuksesan keduanya. Orangtua yang berhasil membawa anak melewati pendidikan serta anak yang telah lulus mengemban tugas dari orangtua kami rasa itu jauh lebih aman,hemat dan adil.
Semoga kasus yang menimpa SMK KENCANA adalah yang terakhir dalam perjalanan study tour/perpisahan , semoga tidak ada lagi korban korban yang berjatuhan. Semoga travel travel yang membawa rombongan seperti ini haruslah mencek bertahap kelayakan kendaraan sebelum menyetujui untuk membawa rombongan rombongan terlebih anak anak sekolahan. Dan semoga pemerintah dan dinas terkait ikut berproses mengawasi dan memantau izin saat ada kegiatan serupa akan dilakukan. Memang ajal tidak ada yang tahu kapan akan terjadi, namun kita bisa mengurangi resiko jika semua dalam keadaan yang preper atau baik.
Dan kami DPK GMNI FISIP UDA berharap kasus ini ditangani dengan sebaik baiknya serta dihukum seadil adilnya bagi pihak yang terlibat karena tidak ada harga yang bisa ditebus dengan nyawa. Sebagai penutup kami akan menyampaikan kalimat penyemangat untuk seluruh keluarga korban.
“Hidup tidak mungkin akan baik baik saja, untuk itu kitalah yang harus semakin kuat, karena berbicara tentang perpisahan tidak ada satupun manusia yang siap dengan yang namanya perpisahan"
Penulis : NICO SEPTIAN BUTAR-BUTAR, S.Ilkom (Anggota GMNI FISIP UDA)